BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini begitu banyak bentuk teknologi komunikasi yang menyebar
dan diadopsi oleh masyarakat. Salah satunya adalah komputer atau personal
computer, laptop, notebook, dan lain-lain. Dengan komputer kita bisa
mengakses internet. Pada dasarnya internet merupakan jaringan di mana setiap
orang dapat mengakses data dan informasi. Dengan menggunakan internet dan
berbagai keunggulannya, kita semakin menggandalkan internet untuk memenuhi
berbagai macam kebutuhan, seperti informasi, hiburan, dan pelarian. Sebagai
salah satu bentuk teknologi komunikasi, internet menyebar melalui cara-cara
yang berbeda. Hal itu tergantung dari nilai-nilai yang terdapat dalam teknologi
komunikasi itu sendiri dan juga latar belakang kultural masyarakat penerima
inovasi itu. Proses ini merupakan penyebaran temuan baru dalam sebuah komunitas
atau masyarakat disebut sebagai difusi inovasi.
Menurut Rogers dan Shoemaker (Nasution, 2002) difusi inovasi adalah
peran komunikasi secara luas dalam mengubah masyarakat melalui penyebarserapan
ide-ide dan hal-hal baru secara terus menerus melampaui batas-batas tempat,
waktu, dan bidang.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi adopsi terhadap teknologi
komunikasi baru, seperti nilai positif yang terkandung di dalamnya, tingkat
pengetahuan, tingkat pendapatan, saluran atau media yang digunakan sebagai
sarana penyebar inovasi, dan yang terpenting adalah adanya perasaan membutuhkan
teknologi komunikasi itu.
Teknologi komunikasi berupa internet sebagai bentuk teknologi
komunikasi, dan teori difusi inovasi. Menurut Rogers (Abrar, 2003) teknologi komunikasi
adalah peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang
mengandung nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan,
memproses dan saling tukar informasi dengan individu lainnya. Sedangkan
teknologi informasi adalah mencakup sistem-sistem komunikasi seperti satelit,
kabel interaktif, komputer, dan televisi. Teknologi informasi dapat diartikan
juga sebagai pemrosesan, pengolahan dan penyebaran data oleh kombinasi komputer
dan telekomunikasi.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, mengenai
teknologi komunikasi bagian dari difusi inovasi yang terjadi di lingkungan
masyarakat, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu difusi inovasi teknologi
komunikasi dalam komunikasi perspektif
islam, serta disertai contohnya?
1.3.Tujuan Penilisan
Tujuan
penulisan makalah ini untuk menggambarkan difusi inovasi teknologi komunikasi
dalam komunikasi perspektif islam, serta
disertai contohnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Perkembagan Teori Divusi Inovasi
Munculnya
Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903, ketika
seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk
S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya menggambarkan
bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekolompok orang dilihat dari
dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu
menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya menggambarkan dimensi
waktu.
Pemikiran
Tarde menjadi penting karena secara sederhana bisa menggambarkan kecenderungan
yang terkait dengan proses difusi inovasi. Rogers (1983) mengatakan, Tarde’s
S-shaped diffusion curve is of current importance because “most innovations
have an S-shaped rate of adoption”. Dan sejak saat
itu tingkat adopsi atau tingkat difusi menjadi fokus kajian penting dalam
penelitian-penelitian sosiologi.
Artikel berjudul The People’s
Choise yang ditulis oleh Paul Lazarsfels, Bernard Berelson dan H Gaudet
tahun 1944 (Rohim, 2009), menjadi titik awal munculnya teori disufi inovasi.
Dalam teori divusi inovasi, dikatakan bahwa komunikator yang mendapatkan pesan
dari media massa sangat kuat untuk mempengaruhi orang-orang.
Perkembangan berikutnya dari teori
Difusi Inovasi terjadi pada tahun 1960, di mana studi atau penelitian difusi
mulai dikaitkan dengan berbagai topik yang lebih kontemporer, seperti dengan
bidang pemasaran, budaya, dan sebagainya. Di sinilah muncul tokoh-tokoh teori
Difusi Inovasi seperti Everett M. Rogers dengan karya besarnya Diffusion of
Innovation ; F. Floyd Shoemaker yang bersama Rogers menulis Communication
of Innovation: A Cross Cultural Approach (1971) sampai Lawrence A. Brown yang
menulis Innovation Diffusion: A New Perpective (1981).
2.2. Teori Divusi Inovasi
Salah satu persoalan empiris komunikasi
massa adalah berkaitan dengan proses adopsi inovasi. Hal ini relevan untuk
masyarkat yang sedang berkembang maupun masyarakat maju, karena terdapat
kebutuhan yang terus menerus dalam perubahan sosial dan teknologi, untuk
mengganti cara-cara lama dengan teknik-teknik baru. Teori ini berkaitan dengan
komunikasi massa.
Rogers (Severin dan Tankard, 2008),
memandang Difusi Inovasi sebagai
; “proses sosial yang mengkonsumsikan informasi tentang ide baru yang dipandnag
secara seubjektif. Makna inovasi dengan demikian perlahan-lahan dikembangkan,
melalui sebuah proses konstruksi sosial. Selain itu juga, Teori Difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu
inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu
sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
Hal tersebut sejalan dengan
pengertian difusi dari Rogers (1961), yaitu “as the process by which an
innovation is communicated through certain channels over time among the members
of a social system.” Lebih jauh dijelaskan bahwa difusi adalah suatu
bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaranan
pesan-pesan yang berupa gagasan baru. Sedangkan Rogers menyatakan bahwa inovasi
adalah ““an idea, practice, or object perceived as new by the individual.” (suatu
gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu). Dan
komunikasi didefenisikan sebagai proses di mana para pelakunya menciptakan
infomasi dan saling pertukaran informasi tersebut untuk mencapai pengertian
bersama (Effendy, 2007).
Sesuai dengan
pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok
(Ardianto, dkk, 2007), yaitu:
(1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang
dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara
subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap
baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam
ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
(2) Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan
pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran
komunikasi, sumber paling tidak perlu memperhatikan ; (a) tujuan diadakannya
komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk
memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas,
maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media
massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku
penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah
saluran interpersonal.
(3) Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari
mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya,
dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu.
Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam ; (a) proses pengambilan keputusan
inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalam
menerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
(4) Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda
secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam
rangka mencapai tujuan bersama.
Everett M.
Rogers (Bungin, 2006), merumuskan asusmsi sedikitnya ada lima tahapan dari
proses pengambilan keputusan inovasi mencakup:
1. Tahap
Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau unit
pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan
keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi.
2. Tahap
Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil
keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik
3. Tahap
Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit pengambil
keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi
atau penolakan sebuah inovasi.
4. Tahapan
Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau unit
pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.
5. Tahapan
Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit pengambil
keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau
penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.
Dalam proses
inovasi keputusan seseorang mencari informasi dalam beberapa langkah untuk
mengurangi ketidakpastian mengenal inovasi. Pada langkah pengetahuan seseorang
menerima informasi yang melekat pada inovasi teknologis; dia ingin mengetahui
inovasi apa itu dan bagaimana kerjanya. Tetapi pada langkah persuasi dan
keputusan, seseorang mencari informasi tentang penilaian inovasi untuk
mengurangi ketidakpastian mengenai kosekuensi yang diharapkan dari inovasi itu.
Langkah keputusan membawanya ke penerimaan (adupsi), keputusan untuk
memanfaatkan inovasi itu sepenuhnya, atau ke peneolakan, keputusan untuk
inovasi tersebut.
2.3. Divusi Inovasi Teknologi Komunikasi (Internet)
Teknologi komunikasi itu mempunyai makna yang sangat penting bagi
manusia. Menurut Rogers (Abrar, 2002) makna teknologi komunikasi bagi manusia
adalah, pertama melakukan demassifikasi, dengan teknologi komunikasi hubungan
manusia lebih personal, terutama dalam kontrol pesan. Kedua, menyesuaikan diri
terhadap standar teknis dan prilaku global sebagaimana karakteristik teknologi
komunikasi yang membutuhkan keahlian tertentu dan berlaku secara global.
Ketiga, meningkatkan interaksi yang menyebabkan berhubungan dengan individu di
tempat lain secara cepat, menyalurkan aspirasi untuk saling mengenal satu sama
lain, mengakses hasil-hasil kebudayaan daerah lain, dan meningkatkan
partisipasi dalam bidang sosial dan politik.
Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini memunculkan masyarakat
informasi atau era komunikasi interaktif. Era komunikasi interaktif ditandai
dengan temuan komputer pertama pada 1946 di Philadelphia. Era komunikasi
interaktif ini disebut juga “era media baru”. Media-media komunikasi baru itu
di antaranya adalah: mikrokomputer, telekonferensi, teleteks, videoteks, televisi
kabel interaktif, dan satelit komunikasi (Rogers, 1986).
Internet adalah termasuk dalam kategori media komunikasi baru yang
berbasis pada mikrokomputer. Internet sebagai media komunikasi sendiri
berkembang secara massif pada awal tahun 1980-an. Dalam perkembangannya,
internet mencapai keberhasilannya sebagai sebuah inovasi pada tahun 1983, yang
ditandai dengan semakin dikenalnya internet, dan adopsi dari berbagai lembaga,
perusahaan, pemerintahan yang terhubung dengan jaringan ini.
Dari penjelasan diatas tergambar tentang proses difusi inovasi
dalam perkembangan teknologi komunikasi dan bagian dari media massa. Dalam hal
ini media massa mempunyai pengaruh yang kuat dalam penyebaran
temuan-temuan baru (inovasi) (Nurudin, 2004). Difusi inovasi itu sendiri
adalah peran komunikasi secara luas dalam mengubah masyarakat melalui
penyebarserapan ide-ide dan hal-hal baru secara terus menerus melampaui
batas-batas tempat, waktu, dan bidang. Suatu inovasi biasanya terdiri dari dua
komponen, yakni komponen ide dan komponen obyek.
2.4. Komunikasi Perspektif Islam
Dalam perspektif Islam, komunikasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Karena gerak
langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah
komunikasi yang Islami atau berakhlakul karimah atau beretika. Komunikasi yang
berakhlak al-karimah
ini bersumber pada Al-Quran dan Hadist.
Prinsip-prinsip berkomunikasi
menurut Al-Qur’an (Ujang Saefullah, 2007: 68) adalah prinsip Qaulan Sadidan/
pembicaraan yang benar, jujur (QS.An-Nisa:9), Qaulan Balighan/
komunikasi efektif (An-Nisa:63), Qaulan Ma’rufan/ perkataan yang baik
(QS. An-Nisa: 5), Qaulan Kariman/ kata-kata yang membesarkan hati
(QS.Al- Isra’:23), Qaulan Layyinan/ kalimat yang lemah lembut (QS.
Thaahaa:44), dan Qaulan Maysuran/ kata-kata yang mudah
(QS.Al-Israa’:28).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Difusi Inovasi
Teknologi Komunikasi Dalam Komunikasi Perspektif Islam Dan Disertai Contoh.
Difusi
inovasi termasuk
peran komunikasi secara luas dalam mengubah masyarakat melalui penyebarserapan
ide-ide dan hal-hal yang baru. Di sini
terdapat peran manusia sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran dalam
mengengembangkan ide-ide atau gagasan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
untuk bermanfaat bagi sesama manusia. Difusi inovasi sendiri dalam perkembangan
teknologi komunikasi seperti internet yang begitu banyak manfaat yang telah
dirasakan oleh masyarakat diseluruh dunia.
Hal ini
mengambarkankan adanya penyebarserapan ide-ide dan hal-hal yang baru tentang
pengembangan ilmu pengetahuan dalam segi teknologi. Teknologi komunikasi
tersebut berfungsi salah satunya yaitu dalam hal penyebaran komunikasi antar
manusia melalui media.
Difusi inovasi
perkembangan teknologi sebagai karya budaya manusia, diharapkan mempunyai
tujuan yang sesuai dengan fungsi dan kedudukannya yang disajikkan Allah selaku
khalifa di muka bumi dan hambaNya.
Dalam hal ini
difusi inovasi teknologi komunikasi dalam komunikasi perspektif islam ialah
mengembangkan ide-ide atau gagasan untuk menghasilkan sesuatu hal yang
bermanfaat. Hal itu dapat dilihat dari banyak ayat Al-qur’an dan Sunnah Rasul
yang mendorong umat manusia untuk terus menuntut ilmu agar selalu melakukan
inovasi dalam kehidupannya yang lebih bermakna. Ukuran bermakna sendiri
terletak sejauh mana suatu inovasi dapat berguna bagi diri sendiri maupun orang
lain, serta inovasi yang dilakukan itu mengantarkan manusia kepada jalan yang
benar, bukan kejalan yang menyesatkan (Rochman, dkk, 2004).
Dengan kemajuan difusi
inovasi teknologi komunikasi, manusia tentunya ingin meraih manfaatnya. Namun
hendaklah manusia menyadari, apapun kemajuan teknologi yang telah dicapai
manusia, jangan sampai merusak dan melanggar kemanusiaan pada umumnya serta
melanggar batas-batas yang telah ditetapkan Tuhan. Hendaklah dengan adanya
difusi inovasi teknologi komunikasi yang di buat oleh manusia itu sendiri, agar
menjadikan manusia sebagai khalifah yang berperan sesuai atas apa yang diperintahkan
Allah SWT.
Seperti apa yang dijelaskan pada Surah At Taubah Ayat 122 ;
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا
كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا
فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu
pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.(Q.S. 9 : 122)”
لَٰكِنِ الرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ مِنْهُمْ
وَالْمُؤْمِنُونَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ
ۚ وَالْمُقِيمِينَ الصَّلَاةَ ۚ وَالْمُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالْمُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أُولَٰئِكَ سَنُؤْتِيهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا
“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di
antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan
kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang
yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala
yang besar.(Q.S. 4 : 162)”
Dari
ayat di atas terdapat penjelasan tentang pemanfaatan ilmu yang tertulis dalam Al-qur’an. Dari difusi inovasi
tentang ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Islam mengajarkan untuk
umat muslim, agar selalu menjadi orang-orang yang terdepan dalam ilmu
pengetahuan, maka dari itu proses inovasi dalam diri setiap manusia diharuskan
untuk tidak menjadi orang-orang yang tertinggal dalam ilmu pengetahuan. Akan
tetapi difusi inovasi yang dilakukan tetap berdasarkan pegangan Al-qur’an dan
Sunnah Rasulllah.
Contoh dari difusi inovasi
teknologi komunikasi yaitu internet. Dengan ilmu pengetahuan manusia, melakukan
inovasi dalam perkembangan komunikasi. melalui inovasi perpaduan antara
komputer dengan telepon. Manfaat dari difusi inovasi teknologi komunikasi
(internet) ini akhirnya banyak dipergunakan oleh semua orang dibelahan bumi
ini. Misalnya dengan melakukan komunikasi bukan saja lewat handphone tetapi
bisa dengan menggunakan internet orang bisa berkomunikasi. Inovasi ini terus
berkembang hingga sekarang. Selain komunikasi jarak jauh melalui internet
dengan menggunakan situs-situs jejaring sosial, bisa juga dipergunakan dalam
berbagi pengetahuan antara sesama pengguna internet.
Akan tetapi
dewasa ini ada yang menyalah gunakan inovasi teknologi komunikasi ini, seperti
penipuan melalui jejaring sosial lewat interntet, berjudi online memalui
internet dan berbagai hal-hal yang dilarang oleh Islam. Hal tersebut
dipergunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan merugikan banyak
orang. Dalam Islam melarang sesama umat manusia untuk saling merugikan satu
sama lain. Seperti yang dijelasakan dalam Surah Ar-Rum Ayat 41;
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(Q.S. 30 :
41).
Allah SWT telah memberikan rakhmat kepada manusia berupa akal
pikiran, agar dipergunakan sebagaimana mestinya, yakni dalam hal kebaikan bukan
dalam hal keburukan. Divusi inovasi teknologi komunikasi dibuat oleh manusia
untuk agar manfaat dalam kehidupan. Akan tetapi kerusakan tersebut juga
dilakukan oleh sebagian manusia yang tidak tidak bertanggung jawab.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Difusi inovasi merupakan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui
saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem
sosial. Teori difusi
inovasi merupakan teori yang berkaitan dengan komunikasi massa. Hal ini
terlihat dengan adanya proses adopsi inovasi. Karena sekarang masyarkat sedang
berkembang maupun menjadi masyarakat maju, dimana terdapat kebutuhan yang terus
menerus dalam perubahan sosial dan teknologi, untuk mengganti cara-cara lama
dengan teknik-teknik baru.
Difusi inovasi
banyak dikembangkan dalam berbagai hal. Salah satunya dalam divusi inovasi kembangan
teknologi komunikasi dan bagian dari media massa. Dalam hal ini difusi inovasi mempunyai
pengaruh yang kuat dalam penyebaran temuan-temuan baru (inovasi) seperti
teknologi komunikasi berupa internet yang banyak dipergunakan masyarakat
sekarang ini. Mulai dari pemanfaatan komunikasi jarak jauh sampai berbagai ilmu
pengetahuan melalu internet. Akan tetapi difusi inovasi teknologi komunikasi
masih ada yang memanfaatkannya dalam hal-hal yang buruk, sehingga menimbulkan
kerugian terhadap orang lain.
4.2. Saran
Secara praktistis penulis
memberikan saran bahwa hendaknya kita selalu melakukan difusi inovasi terhadap
segala sesuatu yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri mauapun orang lain.
Secara
teori, diharapkan memberikan kontribusi yang dalam teori difusi inovasi,
khususnya dalam perkembangan teknologi, dan diharapkan untuk teman-teman yang
ingin membuat makalah tentang teori difusi inovasi agar mengkaji lebih dalam
lagi dan dari berbgai sudut pandang dan contoh-contoh.
Daftar Pustaka
Al-Quran dan Terjemahan Republik Indonesia.
Ardianto, Elvinaro, dkk, 2007, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung
: Sembiosa Rekatama Media
Abrar,
A.N. 2003. Teknologi Komunikasi Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta:
LESFI.
Bungin,
Burhan. 2006, Sosiologi komunikasi. Jakarta :
Kencana,
Effendy, Oncong, Uchajana, 2007, Ilmu, Teori Dan
Filsafat Komunikasi, Bandung : Citra Aditya Bakti
Nasution, Z. 2002, Komunikasi
Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta:
Rajawali.
Nurudin.
2004. Komunikasi Massa. Malang: Cespur.
Rochman, Dkk. 2004, Islam Untuk Disiplin Ilmu
Teknologi, Jakarta : Departemen Agma RI
Rogers,
Everett M, 1995, Diffusions of Innovations, Forth Edition. New York: Tree
Press.
Rogers, E. M. 1986, Communication
Technology The New Media In Society. New York: The
Free
Press.
Rohim, H. Syaiful, 2009, Teori Komunikasi, Perspektif,
ragam, & Aplikasi, Jakarta : Rineka Cipta
Severin,
J, Werner, & Tankard, James W, 2008, Teori Komunikasi, Jakarta :
Kencana
Sumber Internte ;