Rabu, 03 September 2014

Teori Divusi Inovasi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini begitu banyak bentuk teknologi komunikasi yang menyebar dan diadopsi oleh masyarakat. Salah satunya adalah komputer atau personal computer, laptop, notebook, dan lain-lain. Dengan komputer kita bisa mengakses internet. Pada dasarnya internet merupakan jaringan di mana setiap orang dapat mengakses data dan informasi. Dengan menggunakan internet dan berbagai keunggulannya, kita semakin menggandalkan internet untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan, seperti informasi, hiburan, dan pelarian. Sebagai salah satu bentuk teknologi komunikasi, internet menyebar melalui cara-cara yang berbeda. Hal itu tergantung dari nilai-nilai yang terdapat dalam teknologi komunikasi itu sendiri dan juga latar belakang kultural masyarakat penerima inovasi itu. Proses ini merupakan penyebaran temuan baru dalam sebuah komunitas atau masyarakat disebut sebagai difusi inovasi.
Menurut Rogers dan Shoemaker (Nasution, 2002) difusi inovasi adalah peran komunikasi secara luas dalam mengubah masyarakat melalui penyebarserapan ide-ide dan hal-hal baru secara terus menerus melampaui batas-batas tempat, waktu, dan bidang.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi adopsi terhadap teknologi komunikasi baru, seperti nilai positif yang terkandung di dalamnya, tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan, saluran atau media yang digunakan sebagai sarana penyebar inovasi, dan yang terpenting adalah adanya perasaan membutuhkan teknologi komunikasi itu.
Teknologi komunikasi berupa internet sebagai bentuk teknologi komunikasi, dan teori difusi inovasi. Menurut Rogers (Abrar, 2003) teknologi komunikasi adalah peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi dengan individu lainnya. Sedangkan teknologi informasi adalah mencakup sistem-sistem komunikasi seperti satelit, kabel interaktif, komputer, dan televisi. Teknologi informasi dapat diartikan juga sebagai pemrosesan, pengolahan dan penyebaran data oleh kombinasi komputer dan telekomunikasi.

 
1.2.Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian  latar belakang di atas, mengenai teknologi komunikasi bagian dari difusi inovasi yang terjadi di lingkungan masyarakat, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu difusi inovasi teknologi komunikasi dalam komunikasi perspektif  islam, serta disertai contohnya?

1.3.Tujuan Penilisan
            Tujuan penulisan makalah ini untuk menggambarkan difusi inovasi teknologi komunikasi dalam komunikasi perspektif  islam, serta disertai contohnya.


 
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Perkembagan Teori Divusi Inovasi
Munculnya Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya menggambarkan bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekolompok orang dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya menggambarkan dimensi waktu.
Pemikiran Tarde menjadi penting karena secara sederhana bisa menggambarkan kecenderungan yang terkait dengan proses difusi inovasi. Rogers (1983) mengatakan, Tarde’s S-shaped diffusion curve is of current importance because “most innovations have an S-shaped rate of adoption”. Dan sejak saat itu tingkat adopsi atau tingkat difusi menjadi fokus kajian penting dalam penelitian-penelitian sosiologi.
Artikel berjudul The People’s Choise yang ditulis oleh Paul Lazarsfels, Bernard Berelson dan H Gaudet tahun 1944 (Rohim, 2009), menjadi titik awal munculnya teori disufi inovasi. Dalam teori divusi inovasi, dikatakan bahwa komunikator yang mendapatkan pesan dari media massa sangat kuat untuk mempengaruhi orang-orang.
Perkembangan berikutnya dari teori Difusi Inovasi terjadi pada tahun 1960, di mana studi atau penelitian difusi mulai dikaitkan dengan berbagai topik yang lebih kontemporer, seperti dengan bidang pemasaran, budaya, dan sebagainya. Di sinilah muncul tokoh-tokoh teori Difusi Inovasi seperti Everett M. Rogers dengan karya besarnya Diffusion of Innovation ; F. Floyd  Shoemaker yang bersama Rogers menulis Communication of Innovation: A Cross Cultural Approach (1971) sampai Lawrence A. Brown yang menulis Innovation Diffusion: A New Perpective (1981).

2.2. Teori Divusi Inovasi
Salah satu persoalan empiris komunikasi massa adalah berkaitan dengan proses adopsi inovasi. Hal ini relevan untuk masyarkat yang sedang berkembang maupun masyarakat maju, karena terdapat kebutuhan yang terus menerus dalam perubahan sosial dan teknologi, untuk mengganti cara-cara lama dengan teknik-teknik baru. Teori ini berkaitan dengan komunikasi massa.
Rogers (Severin dan Tankard, 2008), memandang Difusi Inovasi  sebagai ; “proses sosial yang mengkonsumsikan informasi tentang ide baru yang dipandnag secara seubjektif. Makna inovasi dengan demikian perlahan-lahan dikembangkan, melalui sebuah proses konstruksi sosial. Selain itu juga, Teori Difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Rogers (1961), yaitu “as the process by which an innovation is communicated through certain channels over time among the members of a social system.” Lebih jauh dijelaskan bahwa  difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaranan pesan-pesan yang berupa gagasan baru. Sedangkan Rogers menyatakan bahwa inovasi adalah ““an idea, practice, or object perceived as new by the individual.” (suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu). Dan komunikasi didefenisikan sebagai proses di mana para pelakunya menciptakan infomasi dan saling pertukaran informasi tersebut untuk mencapai pengertian bersama (Effendy, 2007).
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok (Ardianto, dkk, 2007), yaitu:
(1)     Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
(2)     Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidak perlu memperhatikan ; (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
(3)     Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam ; (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
(4)    Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Everett M. Rogers (Bungin, 2006), merumuskan asusmsi sedikitnya ada lima tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup:
1.   Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi.
2.   Tahap Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik
3.   Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.
4.   Tahapan Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.
5.   Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.
Dalam proses inovasi keputusan seseorang mencari informasi dalam beberapa langkah untuk mengurangi ketidakpastian mengenal inovasi. Pada langkah pengetahuan seseorang menerima informasi yang melekat pada inovasi teknologis; dia ingin mengetahui inovasi apa itu dan bagaimana kerjanya. Tetapi pada langkah persuasi dan keputusan, seseorang mencari informasi tentang penilaian inovasi untuk mengurangi ketidakpastian mengenai kosekuensi yang diharapkan dari inovasi itu. Langkah keputusan membawanya ke penerimaan (adupsi), keputusan untuk memanfaatkan inovasi itu sepenuhnya, atau ke peneolakan, keputusan untuk inovasi tersebut.

2.3. Divusi Inovasi Teknologi Komunikasi (Internet)
Teknologi komunikasi itu mempunyai makna yang sangat penting bagi manusia. Menurut Rogers (Abrar, 2002) makna teknologi komunikasi bagi manusia adalah, pertama melakukan demassifikasi, dengan teknologi komunikasi hubungan manusia lebih personal, terutama dalam kontrol pesan. Kedua, menyesuaikan diri terhadap standar teknis dan prilaku global sebagaimana karakteristik teknologi komunikasi yang membutuhkan keahlian tertentu dan berlaku secara global. Ketiga, meningkatkan interaksi yang menyebabkan berhubungan dengan individu di tempat lain secara cepat, menyalurkan aspirasi untuk saling mengenal satu sama lain, mengakses hasil-hasil kebudayaan daerah lain, dan meningkatkan partisipasi dalam bidang sosial dan politik.
Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini memunculkan masyarakat informasi atau era komunikasi interaktif. Era komunikasi interaktif ditandai dengan temuan komputer pertama pada 1946 di Philadelphia. Era komunikasi interaktif ini disebut juga “era media baru”. Media-media komunikasi baru itu di antaranya adalah: mikrokomputer, telekonferensi, teleteks, videoteks, televisi kabel interaktif, dan satelit komunikasi (Rogers, 1986).
Internet adalah termasuk dalam kategori media komunikasi baru yang berbasis pada mikrokomputer. Internet sebagai media komunikasi sendiri berkembang secara massif pada awal tahun 1980-an. Dalam perkembangannya, internet mencapai keberhasilannya sebagai sebuah inovasi pada tahun 1983, yang ditandai dengan semakin dikenalnya internet, dan adopsi dari berbagai lembaga, perusahaan, pemerintahan yang terhubung dengan jaringan ini.
Dari penjelasan diatas tergambar tentang proses difusi inovasi dalam perkembangan teknologi komunikasi dan bagian dari media massa. Dalam hal ini media massa mempunyai pengaruh yang kuat dalam penyebaran temuan-temuan baru (inovasi) (Nurudin, 2004). Difusi inovasi itu sendiri adalah peran komunikasi secara luas dalam mengubah masyarakat melalui penyebarserapan ide-ide dan hal-hal baru secara terus menerus melampaui batas-batas tempat, waktu, dan bidang. Suatu inovasi biasanya terdiri dari dua komponen, yakni komponen ide dan komponen obyek.
2.4. Komunikasi Perspektif Islam
Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Karena gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang Islami atau berakhlakul karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah ini bersumber pada Al-Quran dan Hadist.
Prinsip-prinsip berkomunikasi menurut Al-Qur’an (Ujang Saefullah, 2007: 68) adalah prinsip Qaulan Sadidan/ pembicaraan yang benar, jujur (QS.An-Nisa:9), Qaulan Balighan/ komunikasi efektif (An-Nisa:63), Qaulan Ma’rufan/ perkataan yang baik (QS. An-Nisa: 5), Qaulan Kariman/ kata-kata yang membesarkan hati (QS.Al- Isra’:23), Qaulan Layyinan/ kalimat yang lemah lembut (QS. Thaahaa:44), dan Qaulan Maysuran/ kata-kata yang mudah (QS.Al-Israa’:28).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Difusi Inovasi Teknologi Komunikasi Dalam Komunikasi Perspektif Islam Dan Disertai Contoh.
            Difusi inovasi  termasuk peran komunikasi secara luas dalam mengubah masyarakat melalui penyebarserapan ide-ide dan hal-hal yang baru.  Di sini terdapat peran manusia sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran dalam mengengembangkan ide-ide atau gagasan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk bermanfaat bagi sesama manusia. Difusi inovasi sendiri dalam perkembangan teknologi komunikasi seperti internet yang begitu banyak manfaat yang telah dirasakan oleh masyarakat diseluruh dunia.
Hal ini mengambarkankan adanya penyebarserapan ide-ide dan hal-hal yang baru tentang pengembangan ilmu pengetahuan dalam segi teknologi. Teknologi komunikasi tersebut berfungsi salah satunya yaitu dalam hal penyebaran komunikasi antar manusia melalui media.
Difusi inovasi perkembangan teknologi sebagai karya budaya manusia, diharapkan mempunyai tujuan yang sesuai dengan fungsi dan kedudukannya yang disajikkan Allah selaku khalifa di muka bumi dan hambaNya.
Dalam hal ini difusi inovasi teknologi komunikasi dalam komunikasi perspektif islam ialah mengembangkan ide-ide atau gagasan untuk menghasilkan sesuatu hal yang bermanfaat. Hal itu dapat dilihat dari banyak ayat Al-qur’an dan Sunnah Rasul yang mendorong umat manusia untuk terus menuntut ilmu agar selalu melakukan inovasi dalam kehidupannya yang lebih bermakna. Ukuran bermakna sendiri terletak sejauh mana suatu inovasi dapat berguna bagi diri sendiri maupun orang lain, serta inovasi yang dilakukan itu mengantarkan manusia kepada jalan yang benar, bukan kejalan yang menyesatkan (Rochman, dkk, 2004).
Dengan kemajuan difusi inovasi teknologi komunikasi, manusia tentunya ingin meraih manfaatnya. Namun hendaklah manusia menyadari, apapun kemajuan teknologi yang telah dicapai manusia, jangan sampai merusak dan melanggar kemanusiaan pada umumnya serta melanggar batas-batas yang telah ditetapkan Tuhan. Hendaklah dengan adanya difusi inovasi teknologi komunikasi yang di buat oleh manusia itu sendiri, agar menjadikan manusia sebagai khalifah yang berperan sesuai atas apa yang diperintahkan Allah SWT.

Seperti apa yang dijelaskan pada Surah At Taubah Ayat 122 ;
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.(Q.S. 9 : 122)”

لَٰكِنِ الرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ مِنْهُمْ وَالْمُؤْمِنُونَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَالْمُقِيمِينَ الصَّلَاةَ ۚ وَالْمُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالْمُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أُولَٰئِكَ سَنُؤْتِيهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا
“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.(Q.S. 4 : 162)”

            Dari ayat di atas terdapat penjelasan tentang pemanfaatan ilmu yang tertulis dalam            Al-qur’an. Dari difusi inovasi tentang ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Islam mengajarkan untuk umat muslim, agar selalu menjadi orang-orang yang terdepan dalam ilmu pengetahuan, maka dari itu proses inovasi dalam diri setiap manusia diharuskan untuk tidak menjadi orang-orang yang tertinggal dalam ilmu pengetahuan. Akan tetapi difusi inovasi yang dilakukan tetap berdasarkan pegangan Al-qur’an dan Sunnah Rasulllah.
Contoh dari difusi inovasi teknologi komunikasi yaitu internet. Dengan ilmu pengetahuan manusia, melakukan inovasi dalam perkembangan komunikasi. melalui inovasi perpaduan antara komputer dengan telepon. Manfaat dari difusi inovasi teknologi komunikasi (internet) ini akhirnya banyak dipergunakan oleh semua orang dibelahan bumi ini. Misalnya dengan melakukan komunikasi bukan saja lewat handphone tetapi bisa dengan menggunakan internet orang bisa berkomunikasi. Inovasi ini terus berkembang hingga sekarang. Selain komunikasi jarak jauh melalui internet dengan menggunakan situs-situs jejaring sosial, bisa juga dipergunakan dalam berbagi pengetahuan antara sesama pengguna internet.
Akan tetapi dewasa ini ada yang menyalah gunakan inovasi teknologi komunikasi ini, seperti penipuan melalui jejaring sosial lewat interntet, berjudi online memalui internet dan berbagai hal-hal yang dilarang oleh Islam. Hal tersebut dipergunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan merugikan banyak orang. Dalam Islam melarang sesama umat manusia untuk saling merugikan satu sama lain. Seperti yang dijelasakan dalam Surah Ar-Rum Ayat 41;
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(Q.S. 30 : 41).

Allah SWT telah memberikan rakhmat kepada manusia berupa akal pikiran, agar dipergunakan sebagaimana mestinya, yakni dalam hal kebaikan bukan dalam hal keburukan. Divusi inovasi teknologi komunikasi dibuat oleh manusia untuk agar manfaat dalam kehidupan. Akan tetapi kerusakan tersebut juga dilakukan oleh sebagian manusia yang tidak tidak bertanggung jawab.


 
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Difusi inovasi merupakan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Teori difusi inovasi merupakan teori yang berkaitan dengan komunikasi massa. Hal ini terlihat dengan adanya proses adopsi inovasi. Karena sekarang masyarkat sedang berkembang maupun menjadi masyarakat maju, dimana terdapat kebutuhan yang terus menerus dalam perubahan sosial dan teknologi, untuk mengganti cara-cara lama dengan teknik-teknik baru.
Difusi inovasi banyak dikembangkan dalam berbagai hal. Salah satunya dalam divusi inovasi kembangan teknologi komunikasi dan bagian dari media massa. Dalam hal ini difusi inovasi mempunyai pengaruh yang kuat dalam penyebaran temuan-temuan baru (inovasi) seperti teknologi komunikasi berupa internet yang banyak dipergunakan masyarakat sekarang ini. Mulai dari pemanfaatan komunikasi jarak jauh sampai berbagai ilmu pengetahuan melalu internet. Akan tetapi difusi inovasi teknologi komunikasi masih ada yang memanfaatkannya dalam hal-hal yang buruk, sehingga menimbulkan kerugian terhadap orang lain.

4.2. Saran
Secara praktistis penulis memberikan saran bahwa hendaknya kita selalu melakukan difusi inovasi terhadap segala sesuatu yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri mauapun orang lain.
            Secara teori, diharapkan memberikan kontribusi yang dalam teori difusi inovasi, khususnya dalam perkembangan teknologi, dan diharapkan untuk teman-teman yang ingin membuat makalah tentang teori difusi inovasi agar mengkaji lebih dalam lagi dan dari berbgai sudut pandang dan contoh-contoh.




Daftar Pustaka

Al-Quran dan Terjemahan Republik Indonesia.
Ardianto, Elvinaro, dkk, 2007, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung : Sembiosa Rekatama Media

Abrar, A.N. 2003. Teknologi Komunikasi Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: LESFI.

Bungin, Burhan. 2006, Sosiologi komunikasi. Jakarta : Kencana,

Effendy, Oncong, Uchajana, 2007, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, Bandung : Citra Aditya Bakti

Nasution, Z. 2002, Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta:
Rajawali.

Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Malang: Cespur.

Rochman, Dkk. 2004, Islam Untuk Disiplin Ilmu Teknologi, Jakarta : Departemen Agma RI

Rogers, Everett M, 1995, Diffusions of Innovations, Forth Edition. New York: Tree Press.

Rogers, E. M. 1986, Communication Technology The New Media In Society. New York: The
Free Press.

Rohim, H. Syaiful, 2009, Teori Komunikasi, Perspektif, ragam, & Aplikasi, Jakarta : Rineka Cipta

Severin, J, Werner, & Tankard, James W, 2008, Teori Komunikasi, Jakarta : Kencana


Sumber Internte ;



http://alamsetiadi08.wordpress.com/difusi-inovasi/ (diakses, 10/12/2012, Pukul 20.18)